×

Wedding

Filosofi Pemberian Amplop Pada Acara Pernikahan di Indonesia 

Sejarah pemberian amplop pada acara pernikahan di indonesia

By  
A

  Administrator

  Editor in Chief

Friday, 01 July 2022

Filosofi Pemberian Amplop Pada Acara Pernikahan di Indonesia 

Berbicara mengenai pernikahan tidak melulu tentang konsep, gaun, lokasi, hingga makanan. Pada setiap acara pernikahan, pasti selalu ada pertanyaan “kamu ngamplopin berapa?” Pertanyaan atau perbincangan semacam ini memang sudah lumrah di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini bukan lagi hal yang asing, apalagi kalau sudah diundang ke acara pernikahan mau tidak mau kita harus memberikan amplop sebagai bentuk hadiah karena turut senang dihari kebahagiaan kedua mempelai atau yang menggelar hajat. Namun apa yang terjadi apabila kamu diundang bukan di waktu yang tepat seperti diakhir bulan yang posisinya sedang krisis keuangan dan belum gajian? Pasti cukup bingung dan sedih bukan, tapi sebenarnya apa sih filosofi dan bagaimana awal mula budaya dari pemberian amplop pada acara pernikahan itu sendiri? Yuk disimak. 

 

Berawal Dari Bentuk Gotong Royong Sebagai Bentuk Kepedulian 

angpao pernikahan

Pada awalnya, bentuk kepedulian yang disebut nyumbang ini merupakan salah satu ciri khas yang guyup dalam kehidupan rukun bermasyarakat. Besarnya kepedulian antar sesama membuat masyarakat sekitar ingin ikut serta membantu sebagai bentuk ambil andil dalam memikul beban di momen yang bahagia. Ketika seseorang punya acara atau hajat seperti pernikahan, lingkungan sekitar seolah memahami bahwa untuk menggelar acara tersebut tidak mengeluarkan biaya yang sedikit. Maka dari itu, sebagai bentuk kepedulian lingkungan sekitar seperti tetangga, kerabat, atau saudara berbondong-bondong turut membantu memberikan bantuan demi kelancaran acara baik dalam bentuk materi, tenaga, maupun pikiran.  

 

Menjadi Sebuah Tradisi dan Kebiasaan 

angpao pernikahan

Walaupun filosofi ngamplop sebenarnya bukanlah sebuah keharusan utama, namun hal ini seakan menjadi kebiasaan pada setiap resepsi pernikahan. Saat menghadiri acara pernikahan, pasti kamu akan menemukan kotak sumbangan yang diletakan di dekat pintu masuk yang biasanya terbagi menjadi dua yaitu untuk orang tua dan mempelai. Jumlah uang yang diberikan juga beragam, biasanya disesuaikan dengan kebiasaan daerah atau tingkat kedekatan tamu dengan mempelai atau si pemilik hajat. Semakin dekat hubungan yang dimiliki, maka semakin tinggi nominal yang harus diberikan dan sebaliknya. 

 

Pemiliki Acara Harus Mengembalikan di Lain Kesempatan 

angpao pernikahan

Seolah menjadi kesepakatan tak tertulis, pemilik hajat pernikahan diharuskan mengembalikan atau gantian memberikan amplop di lain kesempatan, hal ini menjadi salah satu alasan mengapa setiap amplop biasanya dituliskan nama pemberi. Dalam tradisi jawa, terdapat istilah “mbalekne sumbangan” atau mengembalikan sumbangan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, hal ini bukanlah sebuah kewajiban. Namun lagi-lagi, rasa tak enak dan ingin membalas budi pasti membuatmu merasa ingin mengembalikan sumbangan. Upaya ini juga menjadi salah satu cara agar menjaga hubungan kita dengan si pemberi amplop tetap baik dan menghindari omongan tidak enak atau pandangan negatif. 

 

Antara Untung dan Rugi 

angpao pernikahan

Ngamplop dengan tujuan saling membantu dan berbagi rezeki memang tidak ada salahnya, namun sebagian orang menjadikan momen ini sebagai transaksi bisnis yang menentukan untung atau ruginya penyelenggara acara. Untuk menggelar resepsi dengan kesan yang mewah tentu harus mengeluarkan banyak biaya, bahkan tidak sedikit yang harus berhutang agar segala biaya dapat tertutupi denga aman, dengan harapan hadiah atau amplop yang diterima dapat menutupi pengeluaran sebelumnya. Tapi bagaimana jika sudah berbaik hati untuk menyumbang namun yang disumbang tidak gantian memberikan amplop apabila kita menggelar hajat, pasti ada rasa kecewa. Sekali lagi, ini bukanlah kewajiban. Namun bagi sebagian orang filosofi saling membantu bisa berubah menjadi memberi dengan pamrih. 

 

Tahukah kalian, bahwa saat ini metode ngamplop untuk pernikahan terus berkembang dan tidak melulu dilakukan secara konvensional. Kini, kamu bisa menggunakan layanan E-angpao atau amplop digital untuk pernikahan melalui media QR Code ataupun E-banking. Layanan E-angpao saat ini tengah ramai digunakan oleh calon mempelai yang kerap melangsungkan pernikahan agar tetap memberikan sentuhan digital dalam konsep pernikahan tradisional.  

Itu dia penjelasan mengenai awal mula budaya dan filosofi ngamplop pada acara pernikahan di Indonesia. Dalam hal ini, ada baiknya menyesuaikan kemampuan dan keikhlasan masing-masing aja ya teman-teman hehe.. Semoga bermanfaat! 

Dapatkan Promo menarik Undangan Digital, Buku Tamu Digital, E-Gift dan Live Streaming hanya di Viding!